Rss

Kamis, 05 Mei 2016

Contoh Proposal Bawang Merah

PROPOSAL
USAHA BUDIDAYA BAWANG MERAH



DISUSUN OLEH :



JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2016


DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN.........................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................... iv
I.          PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Masalah................................................................................................. 2
C.     Tujuan................................................................................................... 2
D.    Manfaat................................................................................................ 2
II.          ASPEK PEMASARAN.......................................................................... 3
A.    Gambaran Umum pasar........................................................................ 3
B.     Permintaan............................................................................................ 5
C.     Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar................................................... 5
D.    Pesaing.................................................................................................. 6
E.     Strategi Pemasaran............................................................................... 6
III.          ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI.......................................... 7
A.    Produk.................................................................................................. 7
B.     Proses produksi..................................................................................... 9
C.     Kapasitas produksi............................................................................... 16
D.    Tanah dan bangunan............................................................................. 16
E.     Peralatan/investasi................................................................................ 16
F.      Analisa usahatani.................................................................................. 17
IV.          ASPEK MANAJEMEN OPERATIONAL.......................................... 19
A.    Struktur Organisasi............................................................................... 19
B.     Uraian Tugas......................................................................................... 20
LAMPIRAN............................................................................................ 21    
1.      Rencana Anggaran Belanja (RAB)...................................................... 21
2.      Rencana Kegiatan................................................................................. 22

V.          PENUTUP............................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 24

I. PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
 Bagi masayarakat indonesia, bawang merah adalah salah satu bahan yang tidak dapat dipisahkan dengan masakan sehari-hari. Hampir semua masakan memakai bumbu bawang merah. Bawang merah yang lebih dikenal dengan sayuran rempah banyak ditanam di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 10-250 meter diatas permukaa air laut. Walaupun demikian tanaman ini dapat pula diusahakan di daerah pegunungan dengan ketinggian sampai 1.200 mdpl. Namun, terkadang harga jual tanaman bawang merah tidak stabil. Hal ini dikarenakan bawang merah sulit didapat pada saat musim hujan. Hal ini mengakibatkan tingginya harga jual bawang merah dipasaran. Oleh karena itu, kami mencoba untuk membudidayakan tanaman bawang merah diluar musim tanam yaitu pada saat musim penghujan.
Umbi bawang yang berkualitas tinggi akan selalu menunjukkan keadaan umbi goreng yang kering dan renyah (tidak lembek). Sedangkan mengenai kandungan gizinya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1 :komposisi zat makanan dari tiap 100 gram umbi bawang merah
No
Bahan
Berat
1
Protein                  
1,5 gr
2
Lemak
0,3 gr
3
Karbohidrat
9,2 gr
4
Vitamin A
-
5
Vitamin B
0,003 mg
6
Vitamin C
2,0 mg
7
Kalsium
36,0 mg
8
Pospor
40,0 mg
9
Besi
0,8 mg
10
Air
88,0 gr
Sumber : Lembaga Makanan Rakyat. Dep. Kesehatan R.I (1964).

Dari table 1. Tampak bahan kandungan gizi dalam umbi bawang merah memang rendah, akan tetapi karena sifatnya yang dapat melezatkan makanan, hingga tiap orang Indonesia menyukai dan menggunakannya sebagai bumbu-bumbu masakan sehari-hari (rempah-rempah).
B.       Masalah
1.         Sulitnya menanam bawang merah dikarenakan sedang musim penghujan.
2.         Terdapat banyak penyakit yang rentan menyerang bawang merah saat musim penghujan.
3.         Harga jual bawang merah yang fluktuasi.
C.      Tujuan
1.    Membudidayakan tanaman bawang merah di luar musim tanam yang biasa di tanam oleh petani.
2.    Melihat peluang usaha dengan bercocok tanam di luar musim
3.    Memperoleh keuntungan dari budidaya bawang merah di luar musim tanam.
4.    Mempraktekkan ilmu kewirausahaan dalam  kegiatan budidaya tanaman bawang merah.
D.      Manfaat
1.    Mahasiswa mengetahui secara pasti bagaimana cara berwirausaha.
2.    Mengetahui budidaya bawang merah  sesuai dengan  keadaan di lapangan.




II ASPEK PEMASARAN
A.      Gambaran Umum Pasar
Tata niaga bawang merah tidak jauh berbeda dengan jalur tata niaga sayuran rempah lainnya. Tidak ada keterangan resmi yang mengatur tata niaga tersebut sehingga pengadaan dan penyaluran dapat dilakukan secara bebas oleh petani maupun pedagang. Dalam pelaksanaannya ada 3 pihak yang terlibat, yaitu: Petani sebagai penyedia komoditi, pedagang perantara, dan konsumen akhir.
Terdapat banyak cara yang di temukan petani dalam penyaluran hasil panennya. Cara tersebut antara lain sebagai berikut.
1.      Petani menyalurkan ke tengkulak kampung yang langsung mendatangi lahannya. Tengkulak tersebut membeli dengan cara tebas, yakni berdasarkan hasil taksiran jumlah panen. Semua biaya penanganan, selajutnya menjadi tanggungan tengkulak. Setelah di bersihkan dan di pisahkan menjadi beberapa kelas mutu, bawang merah di angkut kepasar penampungan. Dari sini tengkulak kampung menyalurkannya kepada tengkulak pasar. Besarnya harga bervariasi, tergantung pada mutunya.
Penyaluran selanjutnya adalah pedagang antarkota, antarpulau, atau pedang pengecer di pasar-pasar kecil. Transaksi penjualan (besarnya harga dan biaya penanganan) dicapai melalui kesepakatan.
2.      Petani menjual hasil panennya secara langsung kepada pedagang antarkota, pedagang antarpulau, atau melalui perantaraan calo (makelar). Pada cara ini para pedagang langsung mendatangi lahan petani dan mengadakan transaksi. Apabila telah ada kata sepakat maka komoditi langsung diangkut.
Daerah pemasaran bawang merah hampir tersebar diseluruh kota. Biasanya bawang merah ditampung di pasar induk sayuran, misalnya pasar induk Keramat Jati di Jakarta. Dari sini bawang merah dipindahkan tangan kepedagang besar (grosir) dan selanjutnya kepada para pedagang pengecer. Konsumen terakhir dapat memperolehnya dari para pedagang pengecer.
Untuk lebih jelasnya, jalur tataniaga di atas dapat dilihat pada skema tata niaga bawang merah dalam negeri.


·         Skema tata niaga bawang merah dalam negeri
Konsumen dalam negeri
Pasar induk kota
Pedagang pengecer
Petani
Tengkulak Kampung
Tengkulak Pasar
Perantara
Pedagang Antar Kota/ Antar Pulau





B. Permintaan
Bawang merah merupakan komoditas agribisnis yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di Jawa, permintan bawang merah segar antara lain datang dari Malaysia, Singpura dan Thailand. Sedangkan permintaan bawang merah olahan (bawang goreng) antara lain datang dari Malaysia, Arab Saudi, dan Sudan. Kebutuhan bawang merah cenderung terus meningkat setiap tahun, sejalan dengan bertambahnya jumlah konsumen serta semakin  meningkatnya peluang pasar dalam negeri maupun ekspor. Oleh Karena itu agribisnis bawang merah masih memiliki prospek yang cerah.
Bawang merah biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam bentuk segar, bumbu-bumbu masakan, dan atau bentuk olahan kering. Tangkai bawang merah juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayur. Pemanfaatan tangkai bawangmerah sebagai bahan sayur terutama dilakukan jika budidaya tanaman tidak menggunakan pestisida sehingga relative lebih aman.
Permintaan bawang merah terus meningkat , tidak hanya di pasar  dalam negeri. Dalam periode tahun 1986-1990, ekspor bawang merah Indonesia mancapai 89.678 kg, senilai US $ 71. 545 atau rata-rata per tahun sebesar 17.935 kg senilai US $ 14.309, dengan Negara sasaran utama Singapura, Malaysia dan Hongkong.
C. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
Bawang merah hasil produksi kami, akan kami pasarkan berdasarkan grade dari yang tertinggi hingga yang terendah, sedangkan untuk target pemasarannya kami pasarkan disekeliling komplek STPP atau Strategi lain yang digunakan yaitu dengan menjual kepada konsumen langsung baik itu masyarakat sekitar maupun kepada staf karyawan dan dinas-dinas terdekat. Karena bawang merah merupakan kebutuhan pokok yang selalu diperlukan manusia, bawang merah akan sangat mudah dipasarkan. Bawang merah merupakan kebutuhan harian kaum ibu-ibu yang diperlukan sehari-hari dalam urusan rumah tangga, jadi target pasar utama adalah ibu-ibu.
Bawang merah yang kami produksi akan kami  pasarkan dengan menurut grade A,B,C. untuk penjualannya kami bedakan harga sesuai grade yang kami siapkan dan target pasar kita adalah ibu-ibu yang ada di komplek sekitar, bapak/ibu dosen, pasar.

D. Pesaing
            Persaingan pasar untuk produk pertanian bawang merah tidak begitu ketat karena produk bawang merah banyak dibutuhkan masyarakat sedangkan stok produksi bawang merah lokal yang ada terbatas walaupun dapat mencukupi kebutuhan yang dibutuhkan. Pesaing produk bawang merah lokal yaitu adanya produk bawang import. Produk bawang import kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan produk bawang lokal serta harganya yang lebih murah. Sehingga produk bawang lokal menjadi tersaingi.
E.     Strategi Pemasaran
Salah satu strategi yang kami guanakn adalah dengan memanfaatkan sedikitnya pesaing dan harga yang bersaing dipasaran.
Salah satu strategi pemasaran yang menjadi andalan adalah dengan menanam bawang merah diluar musim tanam. Pada dasarnya musim tanam bawang merah pada musim kemarau dan menanam pada musim hujan banyak resiko yang akan terjadi misalnya saja melimpahnya air yang akan menyebabkan kelembaban sehingga tanaman rentan terserang penyakit busuk dan menyebabkan tanaman mati. Padahal, umumnya harga bawang merah pada musim hujan lumayan tinggi dapat mencapai 4-5 kali harga bwang di musim panen. Oleh sebab itu keadaan ini merupakan peluang bisnis jika penanaman dapat dilakukan dengan baik dengan harga pemasaran yang menjanjikan.
Strategi lain yang digunakan yaitu dengan menjual kepada konsumen langsung baik itu masyarakat sekitar maupun kepada staf karyawan dan dinas-dinas terdekat. Karena bawang merah merupakan kebutuhan pokok yang selalu diperlukan manusia, bawang merah akan sangat mudah dipasarkan.








III. ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
A. Produk
Klasifikasi Botani
Klasifiaksi botani bawang merah adalah sebagai berikut:
Kingdom:        Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:   Tracheobionta (Tumbuhan dengan pembuluh)
Super Divisi:   Spermatophyta (Menghasilkan bebijian)
Divisi:              Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga)
Kelas:              Liliopsida (berkeping satu atau monokotil)
Sub Kelas:       Liliidae
Ordo:               Lilialesn b
Famili:             Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus:             Allium
Spesies:           Allium Cepa Var.Aaggregatum L.
·         Morfologi
Berikut ini adalah morfologi tanaman bawang merah:
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji. Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
·         Kandungan Gizi
Berikut ini adalah kandungan gizi bawang merah:
Nilai Gizi Per 100 G (3.5 Oz)
Energi                          166 kJ (40 kcal)
Karbohidrat                 9,34 g
Gula                            4,24 g
Diet serat                     1,7 g
Lemak                         0,1 g
jenuh                           0,042 g
monounsaturated        0,013 g
polyunsaturated          0.017 g
Protein                         1,1 g
Air                               89,11 g
Vitamin A equiv.        0 mg (0%)
Thiamine (Vit. B1)      0,046 mg (4%)
Riboflavin (Vit. B2)    0,027 mg (2%)
Niacin (Vit. B3)          0.116 mg (1%)
Vitamin B6                0,12 mg (9%)
Folat (Vit. B9)                        19 mg (5%)
Vitamin B12               0 mg (0%)
Vitamin C                   7.4 mg (12%)
Vitamin E                    0,02 mg (0%)
Vitamin K                   0,4 mg (0%)
Kalsium                       23 mg (2%)
Besi                             0,21 mg (2%)
Magnesium                  0,129 mg (0%)
Fosfor                          29 mg (4%)
Kalium                                    146 mg (3%)
Sodium                        4 mg (0%)
Seng                            0,17 mg (2%)
Sumber: USDA Nutrient database



·         Manfaat Bawang Merah
Dari klasifikasi bawang merah di atas, kita bisa mengurai kedekatannya dengan jenis bawang lainnya. Mereka semua masuk ke dalam kerabat Liliaceae atau suku bawang-bawangan. Dengan demikian, ia bersaudara dengan bawang putih, Bombay, bawang daun, kucai dan jenis bawang-bawangan lainnya. Sebagai bumbu, bawang merah sebenarnya tak hanya berfungsi sebagai penguat rasa. Berdasarkan penelitian para ahli gizi, bawang merah mengandung sejumlah senyawa yang baik jika dikonsumsi oleh manusia. Di dalamnya terdapat vitamin C, serat alami, asam folat, kalium dan banyak lagi lainnya. Senyawa inilah yang kemudian menjadikan bawang merah ampuh melawan sejumlah penyakit. Salah satu yang paling populer adalah kemampuannya melawan kanker. Jika Anda terbiasa mengkonsumsi sate, keberadaan bawang merah mentah bukan hanya sekedar penambah rasa tetapi juga penangkal kanker yang bisa ditimbulkan karbon pada bekas pembakaran sate.
B. Proses Produksi
1.    Persiapan Lahan
Hal-hal pertama dilakukan pada persiapan lahan adalah pembersihan gulma dan sisa tanaman yang tidak bisa membusuk dan terurai atau terdekomposisi, termasuk tanaman berkayu pada tanah tegalan, serta batu-batu kerikil yang berpengaruh terhadap susunan tanah.
Gulma dan sisa tanaman yang mudah membusuk dibabat dan dibenamkan ke dalam tanah, sedangkan sisa tanaman yang proses pembusukannya membutuhkan waktu lama dan batu-batu kerikil disingkirkan.
2.    Pengolahan Tanah
Pengolahan tanh bertujuan menyiapkan kondisi lahan sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dibudidayakan. Dengan pengolahan tanah ini akan tercipta kondisi tanah yang gembur dan porous. Akibatnya, ketersediaan air dan udara di dalam tanah akan seimbang sehingga gas beracun di dalam tanah akan keluar. Disamping itu, gulma dan sisa tanaman akan mengembalikan sebagian hara yang telah diserap tanaman. Karena tanah yang porous terisi air dan udara maka jasad renik pembusuk sisa tanaman dapat memperpanjang hidupnya.
Pembuatan parit keliling pada sawah sangat menolong dalam pengaturan air (drainase), sehingga kelebihan air pada pori tanah akan berkurang.
Pengolahan lahan pada penanaman bawang merah dibedakan anatra pengolahan pada tanah ringan dan pengolahan pada tanah berat.
a.    Pengolahan pada tanah ringan
Pengolahan pada tanah ringan, misalnya pada tanah tegal adalah sebagai berikut :
Ø Tanah langsung diolah dengan cangkul, bajak atau alat pengolah lahan lainnya hingga sempurna. Biasanya, pengolahan dilakukan dua kali dan pada pengolahan yang kedua dicampurkan pupuk kandang sebanyak 10 yon-20 ton per hektar tergantung keadaan tanah.
Ø Buat parit keliling dan parit pembatas antar bedengan dengan lebar 30 cm-40 cm.
Ø Selanjutnya, dibentuk bedengan yang permukaannya diratakan. Ketinggian bedengan 15 cm-30 cm, lebar 1 m-1,2 m dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
b.   Pengolahan pada tanah berat atau tanah sawah
Pada tanah berat ataupun tanah sawah bekas penanaman padi, pengolahan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Ø Buat parit keliling sebagai drainase, dilanjutkan dengan pembuatan parit pembatas antar bedengan yang berukuran lebar 30 cm-40 cm. tanah dibiarkan selama 1-2 minggu.
Ø Lakukan pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm dan dibiarkan selama 1-2 minggu.
Ø Tambahkan pupuk kandang diatas bedengan bersamaan dengan pengolahan tanah ringan sekaligus mencampur pupuk. Selanjutnya bedengan diratakan kemudian dilakukan penyiraman sehingga lahan siap ditanami.
3.    Persiapan Bibit dan Penanaman
Persiapan pembibitan bawang merah membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kebutuhan bibit bawang merah 15 kg/100 m2.. Pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur dan intensitas cahaya matahari sempurna. Cangkul tanah sedalam 30 cm hingga gembur, kemudian keringanginkan selama 2 minggu. Buat bedengan dengan ukuran lebar 80-100 cm dan tinggi 30 cm. Berikan pupuk kandang yang telah difermentasi sebanyak 2 kg/m2, NPK 15-15-15 sebanyak 10 gram/m2. Buat alur-alur dangkal dengan arah alur memotong panjang bedengan. Jarak antaralur 5-10 cm. Tebar biji bawang merah secara merata pada alur kemudian tutup tipis dengan tanah. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup menggunakan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP), dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 7 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis/konsentrasi ½ dosis terendah.
Bibit bawang merah berumur 30 hari siap untuk di tanam. Sebelum ditanam, bibit yang telah dicabut direndam dalam larutan karbofuran (konsentrasi 1 gr/ liter selama 2 jam). Penanaman berjumlah satu tanaman per titik tanam, usahakan posisi berdiri tegak. Adapun Jarak tanamn yang biasa di gunakan yaitu 20 X 15 cm dengan kebutuhan bibit 240.000 – 300.000 umbi.




4.    Kegiatan Pemeliharaan
a.         Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai umur tanaman 2 minggu. Tanaman bawang merah yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Hal ini akan berpengaruh terhadap keseragaman pemanenan.
b.        Penyiangan
Penanaman bawang merah memerlukan pemeliharaan yang baik. Penyiangan dan penggemburan tanah merupakan salah satu bentuk pemeliharaan yang berkaitan satu sama lain.
Penyiangan dan penggemburan bertujuan :
Ø Menekan persaingan perolehan hara pada tanaman pokok terhadap gulma;
Ø Mengembalikan kondisi tanah menjadi gembur sehingga air dan udara dapat tersedia pada pori-pori tanah;
Ø Menguatkan tegaknya tanaman dengan menimbun tanah pada tanaman yang akarnya terbuka.
Pada saat melakukan penyiangan dan penggemburan ini, biasanya dilakukan perbaikan bedengan atau petak pertanaman beserta parit-parit disekelilingnya.
Penyiangan dan pengemburan lahan pertanman bawang merah biasanya dilakukan 2 kali atau lebih selama satu musim tanam. Hal ini sangat tergantung pada tingkat persaingan gulma, yang ditandai dengan kecepatan pertumbuhan dan persentase jumlah gulma yang menutupi tanah.
Penyiangan pertama dilakukan dengan pada saat tanaman mulai tumbuh, pertumbuhan daun mulai tampak, yaitu pada umur 2-3 minggu setelah tanam. Penyiangan berikutnya dilakukan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Penyiangan selanjutnya sangat tergantung pada kondisi lingkungan.
Pada saat berlangsungnya pertumbuhan umbi, penyiangan dan penggemburan diupayakan secara hati-hati. Efisiensi tenaga dapat dicapai apabila penggemburan dan pemupukan dilakukan sekaligus. Alat yang digunakan untuk penyiangan dapat berupa kored atau cangkul kecil dan dicabut dengan tangan.
c.         Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan budidaya bawang merah meliputi : pengendalian gulma/rumput (penyiangan), pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan serta pencabutan tanaman bawang merah yang terserang hama penyakit. Penyiangan dilakukan sebelum melakukan pemupukan susulan baik pemupukan susulan pertama maupun kedua. Penyiangan gulma dapat dicabut secara manual atau menggunakan alat gosrok/landak.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban dua hari sekali selama 15-30 menit tergantung kondisi kelembaban tanah.
Pengairan pada bawang merah dilakukan sejak awal tanam selama tujuh hari, pagi, siang dan sore. Dalam hal ini dijaga agar tanah dalam kondisi tetap lembab dengan perbandingan udara dan air dalam pori tanah mendekati seimbang. Setelah pertumbuhan tanaman semakin baik, penyiraman dilakukan satu hari sekali. Apabila kondisi kelembapan didalam tanh cukup, pengairan dapat dilakukan 2 harisekali pada sore hari. Pengairan diberikan hingga tanaman berumur 6 minggu.
Selama pembentukan umbi, tanaman bawang merah membutuhkan air yang cukup. Oleh karena itu, pada fase tersebut, frekuensi penyiraman perlu ditingkatkan lagi. Misalnya 2 kali sehari. Biasanya pada saat itu tanaman telah berumur ± 2 bulan, tergantung varietas tanaman.
Pada saat umbi mencapai ukuran maksimal dan tanaman sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan warna daun, pengairan dihentikan. Pemberian air dapat dilakukan dengan meresapkan air melalui  parit-parit atau penyiraman langsung pada bedengan.



d.        Pemupukan
Pemupukan sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanman. Oleh karena itu, tanaman bawang pun harus dipupuk. Penggunaan pupuk dapat berupa pupuk organic, misalnya pupuk kandang, dapat juga diberikan pupuk anorganik yang berupa pupuk buatan pabrik misalnya urea, ZA,TSP, KCL/ZK, DS dan pupuk majemuk. Pupuk buatan ini memiliki kandungan unsure hara yang lebih tinggi daripada pupuk alam, terutama unsure yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar.
Ø Pupuk Organic
Penggunaan pupuk organic bisa diberikan dalam bentuk pupuk kandang dengan dosis 10 ton-20 ton per hektar yang diberikan sebagai pupuk dasar. Dosis ini diberikan pada tanah yang kaya akan bahan organic, sehingga penggunaan pupuk organic ini dapat lebih meningkat daripada dosis tersebut. Pupuk organic diberikan dalam keadaan matang atau dingin.
Ø Pupuk Buatan
Dalam setiap hektar pertanaman, unsure hara yang harus disediakan untuk penanamn bawang merah. Apabila digunakan pupuk tunggal, seperti Urea, TSP, dan KCL maka pupuk yang diberikan 267 kg urea;312 kg TSP dan 200 kg KCL.


e.         Waktu pemupukan
Pemberian pupuk buatan dan organic ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu pada saat :
1)   Pengolahan atau menjelang tanam diberikan pupuk kandang;
2)   Tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam. Pada waktu itu diberikan ½ bagian pupuk urea serta 1 bagian pupuk TSP dan KCL;
3)   Setelah tanaman berumur 4-5 minggu. Pada waktu itu tanaman dipupuk urea lagi ½ dosis. Urea ini merupakan sisa yang pernah diberikan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu.
·      Cara pemupukan
Pemupukan tanaman bawang merah dilakukan dengan membuat alur secara melingkar ataupun secara larikan.
Kedalaman lubang alur antara 3 cm-5 cm atau setinggi umbi bibit yang ditanam tegak berdiri, sedangkan jarak lubang pemupukan dengan tanaman bawang merah antar 5 cm-10 cm tergantung perkembangan tanman. Setelah pupuk dimasukkan kedalam lubangtersebut, lubang pupuk ditutup dengan tanah dan sekaligus dilakukan penyiangan dan pembumbunan.

C. Kapasitas Produksi
Benih yang kami gunakan untuk luas lahan 100 m2 yaitu 25 kg. Hasil panen bawang merah jika menggunakan bibit sebanyak 1 kg, dapat menghasilkan 10 kg. maka diperkirakan hasil produksi bawang merah dengan menggunakan bibit sebanyak 25 kg yaitu ± 250 kg.
D. Tanah dan Bangunan
Tempat pelaksanaan kegiatan wirausaha Budidaya Bawang Merah Yaitu di Kebun Celeban, STPP Yogyakarta. Luas areal budidaya bawang merah yaitu 100 m2. Jumlah bedengan yang dibuat yaitu 4 buah dengan masing-masing Panjang bedengan = 10 m dan Lebar bedengan = 1,2 m.
E. Peralatan Dan Investasi
Peralatan yang digunakan dalam membudidayakan Bawang merah yaitu:
1.    Cangkul
2.    Sabit
3.    Handspayer
4.    Gembor
5.    Mulsa Plastik Hitam Perak
  

F. Analisa Usahatani
A. INPUT
SATUAN
HARGA
a. Penyusutan Alat


1.Cangkul
5 Buah @ Rp 50.000
Rp 9.000
2. Handspayer
1 Buah @ Rp 300.000
Rp 54.000
5. Gembor
2 Buah @ Rp 50.000
Rp 18.000
6. Sabit
2 Buah @Rp 25.000
Rp 13.500
7. Mulsa Plastik Hitam Perak
1 Buah @ Rp 250.000
Rp 45.000
b. Bukan Penyusutan Alat


1. Gunting
4 buah @ Rp 5.000
Rp 20.000
2. Karung
3 buah @ Rp 2.000
Rp 6.000
Total Input Tetap

Rp 139.500



b. Biaya saprodi Habis Pakai


1. Bibit
25 Kg @ Rp 30.000
Rp 750.000
2. Pupuk Kandang
200 kg @ Rp 1.500
Rp 300.000
3. Pupuk Anorganik


·      Urea
12 kg @ Rp 8.000
Rp 94.000
·      SP36
10  kg @ Rp 8000
Rp 80.000
·       KCL
12  kg @ Rp 13000
Rp 156.000
 6. Zpt
1 Botol @ Rp 45.000
Rp 45.000
7. Herbisida
1 Botol @ Rp 60.000
Rp 60.000
8. Insektisida
1 Botol @ Rp 33.500
Rp 33.500
9. Fungisida
1 Botol @ Rp 75.000
Rp 75.000
Total Biaya Variabel

Rp 1.593.500



Total Input      = Biaya Tetap + Biaya Variable
                          = Rp 139.500 + Rp 1.593.500
                          = Rp 1.733.000
B. Pendapatan   = Jumlah Produksi × Harga Jual
                             = 250 kg × Rp 20.000
                             = Rp 5.000.000
C. BEP Produksi  = Biaya Produksi : Harga Jual
                                = Rp 1.733.000: Rp 2.000
                                = 86,65
Hasil tersebut menandakan, pada produksi 86,65  kg, usaha budidaya bawang merah tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
D. BEP Harga  = Biaya produksi : Jumlah Produksi
                           = Rp 1.733.000 : 250 kg
                           = Rp 6.932,-
Dengan harga jual Rp 6.932/kg, usaha budidaya bawang merah mengalami titik impas.
E. ROI   = Hasil Penjualan : Total Biaya Produksi × 100%
               = Rp 5.000.000 : Rp 1.733.000 ×  100 %
               = 288,5%
Hasil ROI sebesar 288,5% berarti bahwa dari modal sebesar Rp 100,- akan diperoleh pendapatan sebesar Rp288,5.
F. B/C Ratio   = Keuntungan Bersih : Biaya Produksi
                        = Rp 5.000.000 : Rp 1.733.000
                        = 2,88
Dengan hasil B/C sebesar 2,88,  berarti dari biaya yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan sebesar 2,88 %.









IV. ASPEK MANAJEMEN OPERATIONAL
A.    Struktur Organisasi









B.     Uraian Tugas
1.    Ketua                       :  Ketua bertugas sebagai pemimpin yang mana di dalam sebuah organisasi dia memberikan aturan, arahan sertamerangkul semua anggota untuk bekerja sama mewujudkan tujuan organisasi.
2.    Sekretaris                 : Bertugas sebagai petugas harian yang mencatat semua kegiatan yang berlangsung serta mencatat semua keperluan yang di butuhkan.
3.    Bendahara                : Bertugas sebagai pengatur pemasukan dan pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan budidaya.
4.    Seksi belanja            : Belanja semua kebutuhan yang diperlukan dalam budidaya.
5.    Seksi perlengkapan : Menyediakan peralatan yang akan digunakan pada saat proses budidaya.



LAMPIRAN
1.      Rencana Anggaran Belanja (RAB)
1. Bibit
25 Kg @ Rp 30.000
Rp 750.000
2. Pupuk Kandang
200 kg @ Rp 1.500
Rp 300.000
3. Pupuk Anorganik


·      Urea
12 kg @ Rp 8.000
Rp 94.000
·      SP36
10  kg @ Rp 8000
Rp 80.000
·       KCL
12  kg @ Rp 13000
Rp 156.000
 6. Zpt
1 Botol @ Rp 45.000
Rp 45.000
7. Herbisida
1 Botol @ Rp 60.000
Rp 60.000
8. Insektisida
1 Botol @ Rp 33.500
Rp 33.500
9. Fungisida
1 Botol @ Rp 75.000
Rp 75.000
Jumlah

Rp 1.593.500



















2.      Rencana Kegiatan
Jadwal Kegiatan

Uraian Kegiatan
Waktu

Februari
Minggu Ke-

Maret
Minggu Ke-
April
Minggu Ke-

I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV

Penulisan Proposal

v











Persiapan Lahan
v

Pengolahan Lahan
v
v
v
v
v
v
v

Pemupukan Dasar

v

Persiapan Bibit dan Penanaman

v
v
v
v
v
v

Penyiraman

v

Penyulaman

v

Penyiangan

v
v

Pemupukan Susulan

v
v

Pemanenan

v
v

Pemasaran

v
v





BAB V
PENUTUP

Kegiatan Budidaya tanaman bawang merah dilaksankan diluar musim tanam. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman bawang merah diluar musim tanam dan dengan melaksanakan kegiatan wirausaha ini mahasiswa dapat mengetahui permasalahan apa saja yang muncul pada saat budidaya tanaman bawang merah diluar musim tanam  yaitu pada saat musim penghujan dan bagaimana cara pengendaliannya. Dan diharapkan melalui kegiatan ini mahasiswa dapat melihat peluang pasar dari kegiatan budidaya tanaman bawang merah diluar musim tanam.






DAFTAR PUSTAKA

Sunaryono,Hendro. 1983.”Budidaya Bawang Merah (allium ascalonicum)”. (Bandung : Sinar biru).
Sugiharto. 2000. “Budidaya Tanaman Bawang Merah”. (Semarang : CV. Aneka Ilmu Semarang).



0 komentar:

Posting Komentar