
"Huh? Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba…" tanya Ran kebingungan.
"Aku tadi bertemu Sora dalam perjalanan ke sini dan dia bilang padaku dia melihat Shinichi pulang ke rumahnya diantar oleh polisi" potong Sonoko sambil duduk di sebelah Ran di sofa yang ada di kantor detektif itu.
"Polisi?" seru Ran terkejut.
"Mungkin kasus yang ditanganinya selama ini, yang membuatnya meninggalkanmu dan sekolah sudah selesai. Menurut Sora, dia kelihatan capek dan mengantuk. Dia menguap berulangkali sehingga Sora tidak menyapanya dan terus lewat" jawab Sonoko.
"Yah, mungkin kau benar" kata Ran kembali membalik-balik buku pedoman perkuliahannya.
"Lho, kau tidak ingin pergi ke rumahnya dan menemuinya?" tanya Sonoko keheranan melihat Ran kembali membalik-balik buku pedoman perkuliahannya.
"Dia tidak memberitahuku kalau dia pulang, dia tidak meneleponku, tidak mengirimiku email, untuk apa aku menemuinya" ucap Ran lembut sambil meletakkan buku pedoman perkuliahannya. Tiba-tiba air matanya mengalir tak terbendung. Dia menghapus air matanya dengan tangannya. "Aku harus tahu dari orang lain kalau dia pulang, bukankah gampang sekali memberitahuku kalau dia pulang, dia sudah tidak peduli padaku" seru Ran dengan emosi.
"Ran, itu tidak benar" seru Sonoko sambil meletakkan tangannya di pundak Ran. "Aku tadi sudah bilang, kan, menurut Sora dia terlihat kecapekan dan mengantuk. Bahkan Sora tadi bilang, dia bisa jatuh tertidur kapan saja. Menurutku, itu yang menyebabkannya belum sempat memberitahumu kalau dia pulang" ucap Sonoko menenangkan.
"Mungkin kau benar" kata Ran setelah dia terdiam beberapa saat. "Terima kasih, Sonoko. Kau memang sahabat terbaikku"
"Jadi kau akan menemuinya sekarang?" tanya Sonoko.
"Tidak" jawab Ran.
"Lho, ada masalah apa lagi? Aku kan sudah bilang kalau…" ucap Sonoko.
"Aku akan menemuinya besok pagi dan membawakannya sarapan" ucap Ran memotong omongan Sonoko. "Tadi kau bilang dia kecapekan dan mengantuk jadi pasti dia sedang tidur sekarang dan aku tidak ingin mengganggunya"
"Wah, wah, kau benar-benar istri yang perhatian dan penuh pengertian padahal sebelumnya kau marah-marah karena kelakuan suamimu itu" canda Sonoko.
"Dia bukan suamiku dan aku bukan istrinya" seru Ran. Mukanya memerah. "Dasar Sonoko"
"Ya, ya. Terserah deh. Lebih baik kita segera berangkat ke toko buku sehingga pulangnya nggak kemaleman" ucap Sonoko sambil bangkit dari sofa. "Kau juga harus belanja bahan-bahan makanan untuk sarapan Shinichi, kan?"
"Tunggu sebentar, aku harus mencatat judul buku-buku yang kubutuhkan di handphone" ucap Ran sambil sibuk menekan tombol yang ada di handphonenya.
Setelah Ran selesai mencatat di handphone-nya, mereka berdua bergegas keluar dari kantor detektif dan berjalan menuju halte bis.
xxx
Shinichi terjaga dari tidurnya yang lelap. Dia menguap kemudian duduk dan mulai meregangkan badannya. Sesaat kemudian dia baru sadar kalau dia tadi tertidur di sofa ruang tamu. Ruang tamu itu gelap sehingga Shinichi segera beranjak untuk mencari tombol lampu karena dia ingin melihat jam. Jam tangannya sudah hilang entah kemana saat dia ikut serta dalam pengejaran organisasi hitam.
Setelah beberapa saat mencari-cari dalam kegelapan, akhirnya Shinichi berhasil menemukan tombol lampu dan menekannya. Ruangan yang tadinya gelap gulita menjadi terang benderang. Kemudian Shinichi menangkap gerakan dari sofa yang ada di hadapan sofa yang tadi ditidurinya. Dia menghampiri sofa tersebut dan mendapati Haibara yang baru terbangun dari tidurnya.
"Haibara! Apa yang kaulakukan di sini?" seru Shinichi kaget.
"Kau sudah lihat sendiri kan, aku baru bangun tidur" sahut Shiho sambil menguap. "Dan berhenti memanggilku Haibara, kau harus membiasakan diri memanggilku Miyano kalau tidak orang-orang bisa curiga" kata Shiho dengan pandangan kesal.
"Maksudku kenapa kau tidur di sini?" tanya Shinichi sambil mengabaikan pandangan kesal Shiho.
"Rumah profesor terkunci dan profesor masih di Amerika jadi aku tidak bisa tidur di sana, terpaksa aku ikut kau pulang ke rumahmu. Kalau kau tidak suka aku di sini, aku akan tidur di jalanan" jawab Shiho dengan sinis.
"Bukan begitu, maksudku kenapa kau tidur di sofa. Kau kan bisa tidur di kamar yang ada di atas. Kalau kau tidur di sini, kau bisa masuk angin" sahut Shinichi dengan lembut, kali ini mengabaikan nada sinis dari perkataan Shiho.
"Ini semua salahmu. Begitu masuk rumah kau langsung menjatuhkan diri ke sofa dan terlelap seperti mayat. Aku jadi tidak tahu harus tidur dimana. Pokoknya semua ini salahmu" sahut Shiho.
"Lho, kok kau jadi menyalahkan aku. Kau ini kenapa, dari tadi uring-uringan terus, aku kan tanya baik-baik" ucap Shinichi yang suaranya semakin meninggi.
"Maaf, mungkin ini efek tekanan darah rendah karena aku baru bangun tidur" ucap Shiho dengan suara lembut.
Shinichi langsung terdiam. Dia bingung harus bagaimana menghadapi wanita yang satu ini. Wanita ini bisa marah-marah kepadanya kemudian dalam sekejap bersikap lembut terhadapnya.
Kriuk…
Suara perut lapar yang ternyata berasal dari perut Shinichi memecah keheningan di antara mereka berdua disusul suara tawa yang berasal dari mereka berdua.
"Wah, wah, ternyata Sherlock Holmes abad ini tidak tahan lapar ya" goda Shiho.
"Ini kan gara-gara kamu mengajakku bertengkar" sahut Shinichi.
"Salah sendiri kenapa kau menghidupkan lampu dan membangunkan aku sehingga kita bertengkar" jawab Shiho.
"Terserah deh. Aku pasti kalah kalau debat sama kamu. Pokoknya sekarang aku lapar. Emang kamu nggak lapar?" sahut Shinichi lemas.
"Lapar sih" jawab Shiho.
"Ya udah, ayo ke dapur, kali aja ada makanan sisa… Tunggu dulu, rumah ini kan udah lama kosong, pasti di dapur nggak ada apa-apa" seru Shinichi sambil menepuk jidatnya. "Kita juga nggak punya uang. Gimana nih?" ucap Shinichi kebingungan sambil duduk kembali di sofa yang tadi ditidurinya.
"Makanya jangan tidur aja yang dipikirin" kata Shiho sambil memungut bungkusan di lantai dekat sofa yang ditidurinya. "Aku tadi minta detektif Sato membelikan nasi goreng, kopi dan air mineral untuk makan malam kita. Yah, nasi gorengnya sudah dingin, tapi lumayan buat mengganjal perut"
"Haibara, kau benar-benar penyelamat" kata Shinichi dengan mata berbinar-binar dan tangannya sudah akan meraih bungkusan makanan ketika Shiho mengambilnya kembali.
"Kau nggak boleh makan kalau kau terus memanggilku Haibara, aku akan memberimu makan kalau kau sudah memanggilku dengan benar" seru Shiho tajam.
"Tapi itu sulit sekali, Hai…" Shinichi terdiam melihat mata Shiho menyipit marah. "Baik-baik Hai… Mi-ya-no"
"Kalau begitu kita latihan sebelum makan, kau harus meminta makananmu dengan menyebutkan namaku. Ikuti kata-kataku, Miyano, aku ingin nasi goreng" ucap Shiho.
"Mi-ya-no, aku ingin nasi goreng" sahut Shinichi mengulangi perkataan Shiho.
"Sekali lagi!" ucap Shiho.
"Miyano, aku ingin nasi goreng" sahut Shinichi.
"Sekarang kopi!" ucap Shiho sambil memberikan kotak nasi goreng.
"Miyano, aku ingin kopi" sahut Shinichi.
"Terus air mineral" ucap Shiho sambil memberikan kopi kalengan.
"Miyano, aku ingin air mineral" sahut Shinichi.
Shiho memberikan botol air mineral kemudian berdiri dan mengusap kepala Shinichi sambil berkata "Anak pintar"
Shinichi kaget kemudian berseru, "Hei, kau mempermainkanku ya!"
Shiho tertawa dan duduk kembali di sofanya. Beberapa saat kemudian tawanya berhenti dan mukanya menjadi serius. "Aku serius Kudo. Kau harus membiasakan dirimu memanggilku Miyano, bukan Haibara. Conan Edogawa dan Ai Haibara harus tetap menjadi rahasia. Dengan begitu keberadaan APTX 4869 tetap menjadi rahasia. Kalau rahasia APTX 4869 terbongkar, dunia ini akan hancur, kau mengerti kan, Kudo?"
"Baik, baik. Aku mengerti. Aku akan berusaha keras" sahut Shinichi yang sudah mulai membuka kotak nasi gorengnya. "Lebih baik sekarang kita makan, sebelum aku mati kelaparan"
Mereka berdua makan dalam diam.
Setelah makan, Shinichi baru ingat kalau dia belum melihat jam. Pandangannya langsung diarahkan ke arah jam dinding di ruangan itu. "Sekarang jam 2 pagi, Ran pasti sudah tidur. Lebih baik besok saja aku memberitahunya kalau aku sudah pulang" gumam Shinichi pada dirinya sendiri.
"Gadis itu ya, kau belum memberitahunya?" tanya Shiho.
"Ran? Belum. Kan kau tahu sendiri tadi aku langsung tidur" jawab Shinichi.
"Oh, benar. Kau langsung terlelap seperti mayat" komentar Shiho.
"Bisakah kau berhenti mengatakan kata mayat?" kata Shinichi dengan nada sebal.
"Lho, bukankah kau dan mayat sangat akrab. Mayat selalu bermunculan di sekitarmu" goda Shiho.
"Sudahlah, jangan mengajakku bertengkar" ucap Shinichi.
"Apa kau akan tidur lagi?" tanya Shiho mengalihkan pembicaraan.
"Memangnya kenapa?" Shinichi balik bertanya.
"Yah, kita masih banyak pekerjaan, kalau kau masih ingat. Mengedit foto-foto Conan dan Ai di Amerika, mendata dan merapikan informasi kasus organisasi hitam serta melacak big bos mereka yang belum kita ketahui identitasnya. Kita harus memastikan bahwa organisasi hitam musnah untuk selama-lamanya" ucap Shiho.
"Baiklah kita kerjakan sekarang, aku sudah segar lagi setelah tidur dan makan" sahut Shinichi.
xxx[/spoiler]
sumber : http://www.kaskus.co.id
0 komentar:
Posting Komentar